TUGAS MIKROBIOLOGI PANGAN
FOODBORNE DISEASE AGENT
Vibrio vulnificus
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Afida Soucha Towil 22030110120004
Siska Indah
Septiana 22030110120005
Ahmad Thohir
Hidayat 22030110120007
PROGRAM STUDI ILMU
GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
2012
Vibrio vulnificus merupakan bakteri yang relatif baru dalam identifikasinya sebagai
bakteri yang patogen bagi manusia. Vibrio vulnificus adalah bakteri yang berada pada family yang sama dengan
yang menyebabkan penyakit kolera. Normalnya, Vibrio vulnificus ini hidup pada air laut yang hangat dan merupakan
bagian dari kelompok vibrio yang halofilik karena mampu dan membutuhkan garam
untuk hidup. Bakteri ini ditemukan sebagai patogen di tiram pada tahun 1976 dan
kasus infeksi pertama pada manusia oleh Vibrio vulnificus didokumentasikan
pada tahun 1979. Bakteri ini hidup dengan memfermentasi laktosa baik dalam
keadaan aerobik maupun anaerobik dan tergolong jenis parasit oportunistik.1
Karena penyakit yang ditimbulkan akibat
bakteri ini memilki kemungkinan 50% terjadi kematian sehingga infeksi Vibrio vulnificus dianggap tergolong cukup berbahaya, namun
infeksi oleh bakteri ini tidak pernah terjadi secara meluas. Kasus-kasus infeksi oleh
Vibrio vulnificus ditemukan secara sporadik di daerah-daerah pantai
Amerika Serikat, New Zealand, dan Jepang. Infeksi Vibrio vulnificus di
Amerika Serikat 95% terjadi saat laut hangat antara Bulan Mei dan Oktober. Dan 95% kejadian terjadi akibat infeksi
melalui makanan laut.2
Vibrio vulnificus merupakan kerabat dekat Vibrio cholerae penyebab kolera dan
Vibrio parahaemolytic penyebab diare akut. Jenis-jenis bakteri Vibrio
ini dicirikan dengan penyakit yang berhubungan dengan saluran gastrointestinal.1
Klasifikasi
Filum
:
Bacteria
Classis
:
Proteobacteria
Divisio
:
Gammaproteobacteria
Ordo
:
Vibrionales
Familia
:
Vibrionaceae
Genus
:
Vibrio
Spesies Vibrio vulnificus
Vibrio vulnificus. Bakteri gram
negatif yang motil dengan sebuah flagella polar
Hospes
(Inang) dan Lingkungan Hidup
Vibrio vulnificus adalah bakteri yang ditemukan secara alami di daerah perairan
hangat yang bergaram (halofilik) seperti teluk-teluk dan muara sungai di dekat
laut.3 Vibrio vulnificus umumnya hidup membentuk koloni di tiram, remis, plakton, maupun
kepiting yang hidup di perairan asin. Vibrio vulnificus dapat juga
ditemukan hidup bebas di air laut dan endapan lumpur di dasar laut.
Lingkungan pertumbuhan bagi Vibrio vulnificus:
o Temperatur :temperatur optimum berkisar 37ºC. Dalam tubuh tiram,
suhu optimal pertumbuhan adalah 30ºC.
o pH : pH optimum adalah 7,8.
Range pH untuk hidup 5-10.
o Salinitas : konsentrasi NaCl
optimum 2,5 %. Range konsentrasi NaCl untuk hidup 0,5-5,0 %.
Infeksi Vibrio vulnificus pada manusia disebabkan oleh
termakannya makanan laut (seafood) yang terinfeksi Vibrio vulnificus dan
tidak termasak sempurna atau mentah. Infeksi yang lain dapat terjadi oleh
kontak Vibrio vulnificus di air laut pada luka terbuka.4
Vibrio vulnificus bertanggung jawab terhadap 95% kasus kematian akibat konsumsi
makanan laut. Sumber bakteri Vibrio vulnificus pada kasus infeksi yang
terdokumentasi kebanyakan berasal dari tiram (88%).
Pada tiram yang terinfeksi Vibrio vulnificus tidak
ditemukan perubahan bentuk dan penampilan, rasa, maupun bau. Hal ini menjadi sesuatu
yang menyulitkan dalam identifikasi infeksi dan penyebaran Vibrio vulnificus.
Organisasi Amerika Serikat, FDA ( Food and Drug Administration),
mempublikasikan bahwa 5 – 10% tiram di daerah pantai Amerika Serikat terinfeksi
Vibrio vulnificus.
Orang yang
beresiko tinggi mendapat sakit yang serius dan kematian pada infeksi Vibrio
vulnificus adalah yang memiliki gangguan hati, hemokromatosis (kelainan zat
besi tubuh), diabetes, gangguan ginjal, gangguan sistem imun (termasuk HIV),
dan penggunaan steroid jangka panjang untuk asma atau arthritis, dan kanker.5 Tidak ditemukan kecenderungan infeksi Vibrio vulnificus yang
berkitan dengan umur, ras, atau jenis kelamin.
Distribusi Geografik
Kasus infeksi Vibrio vulnificus banyak ditemukan pada
perairan-perairan dangkal pantai Amerika Serikat ( pantai Florida, Teluk
Meksiko, sepanjang pantai barat Amerika Serikat), perairan New Zealand, dan
perairan Jepang. Namun, dilihat dari habitatnya, Vibrio vulnificus dapat
hidup di perairan hangat di mana pun di dunia.
Morfologi dan Daur Hidup
Vibrio vulnificus merupakan bakteri basillus gram negatif, motil, memiliki fimbria
dan kapsul.
Kapsul pada Vibrio vulnificus memegang peranan penting
dalam penentuan sifat patogeniknya. Bakteri Vibrio vulnificus yang tidak
berkapsul ditemukan tidak bersifat patogen. Munculnya galur Vibrio
vulnificus yang berkapsul dan tidak berkapsul tidak diketahui mekanismenya.
Adanya fimbria (pilli tipe IV) juga menentukan virulensi Vibrio
vulnificus. Pilli tipe IV yaitu N-metilfenilalanin, yang merupakan
karakteristik genus Vibrio, diperlukan bakteri untuk melekat pada sel tubuh.6
Citraan mikroskop elektron dari Vibrio vulnificus. Tanda
panah menunjukkan fimbria bakteri
Sebagai bakteri Gram negatif, lipopolisakarida Vibrio
vulnificus (endotoksin) memegang peranan penting, terutama dalam mekanisme
demam dan shock yang timbul pada infeksi.1
Daur hidup Vibrio vulnificus belum diketahui.
Penyakit yang disebabkan oleh Vibrio
vulnificus
V. vulnificus dapat menyebabkan penyakit pada orang
yang mengkonsumsi produk laut yang terkontaminasi atau pada produk yang
terdapat luka yang kemudian terpapar air laut. Pada orang sehat, terasupnya V. Vulnificus dapat menyebabkan muntah,
diare dan nyeri abomen. Pada orang dengan keadaan immunocompromised, terutama
pada orang-orang dengan penyakit hati kronis, V. Vulnificus dapat menginfeksi kedalam aliran darah, menyebabkan
penyakit parah dan membahayakan yang ditunukan dengan demam dan menggigil,
penurunan tekanan darah (syok sepsis) dan “blistering skin lesions”. Sebanyak
50% dari serangan V. Vulnificus pada
aliran darah adalah fatal.
V. vulnificus dapat menginfeksi pada kulit ketika
terdapat luka terbuka yang terpapar dengan air laut yang hangat, infeksi
tersebut dapat menyebabkan kulit menjadi pecah-pecah dan terjadi ulserasi.
Orang-ornag dengan keadaan immunocompromised memiliki risiko yang lebih tinggi
pada paparan mikroorganisme ini masuk kedalam aliran darah dan menyebabkan
komplikasi yang fatal.2
Bagaimana orang bisa terinfeksi V. Vulnificus
Orang-orang dengan keadaan
immunocompromised, terutama dengan kelainan hati kronis berada pada kondisi
berisiko V. Vulnificus ketika mereka
memakan seafood mentah atau undercook terutama kerang-kerangan. Penelitian terbaru menunjukan bahwa orang-orang dengan kondisi
pengobatan yang pre-existing 80 - 200 kali lebih berisiko untuk
berkembangnya V.vulnificus pada
aliran darah dibandingkan orang sehat. V.
Vulnificus hanya menyebar melalui air laut, ke makanan laut namun tidak ditemukan penularan langsung dari orang ke
orang. Infeksi dari V. Vulnificus ini merupakan infeksi akut
dimana apabila telah sembuh diperkirakan tidak akan ada kelanjutan jangka
panjang.
Patologi dan Gejala Klinis
Gejala yang sering timbul pada infeksi Vibrio vulnificus adalah
infeksi pada luka terbuka, nekrosis, gastroenteritis (muntah, diare, dan
masalah pada perut dan usus), dan septisemia primer ( akibat infeksi Vibrio
vulnificus pada aliran darah).
Septisema primer
umumnya terjadi pada penderita gangguan hati.Gejala yang timbul antara lain demam
dan badan terasa dingin, penurunan tekanan darah secara mendadak (septic
shock), muncul bercak merah bengkak lunak yang meluas pada kulit, dan kematian.
Septisima primer adalah gejala paling berbahaya pada infeksi Vibrio
vulnificus. Kemungkinan sembuh penderita yang terkena septisema adalah 55%,
sedangkan pada kasus infeksi luka terbuka 24%.
A. Karakteristik luka yang
muncul pada infeksi Vibrio vulnificus di kaki pasien dengan gangguan
hati. B. Munculnya gejala infeksi Vibrio
vulnificus satu hari setelah luka terjadi karena goresan tulang ikan. C. Bakteri yang diisolasi dari sampel
darah penderita.
Figure 1.
Infeksi Vibrio vulnificus
ditunjukan dengan munculnya oedema; ecchymoses; dan hemorrhagic, serous bullae
pada tungkai bawah.
Copyright © Logical Images, Inc.
Munculnya gejala awal infeksi Vibrio vulnificus dapat
berkisar antara beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala berupa
gastroenteritis umumnya muncul berkisar antara 16 jam sesudah Vibrio
vulnificus terkonsumsi. Gejala berupa septisema muncul kira-kira 36 jam
sesudah reaksi pertama muncul. Gejala infeksi yang relatif cepat kemunculannya
adalah bengkak dan merahnya kulit pada infeksi pada luka terbuka, yaitu sekitar
4 jam setelah infeksi.
Serangan oleh baketeri Vibrio vulnificus pada orang sehat
tergolong infeksi akut dan gejala akan muncul tiba-tiba dan segera sesudah
infeksi. Pada penderita yang sembuh dari infeksi tidak diperlukan penanganan
jangka panjang.
Epidemiologi
Terjadinya penyakit karena infeksi V. Vulnificus termasuk jarang terjadi,
tetapi kasus tersebut juga tetap dibawah pengawasan. Antara tahun 1988 dan
2006, CDC menerima laporan lebih dari 900 kasus infeksi V. Vulnificus dari wilayah Gulf Coast, dimana pada daerah tersebut
kasus infeksi tersebut lebih sering timbul.
Diagnosis
Penegakan diagnosis infeksi Vibrio vulnificus ditentukan
ditemukannya Vibrio vulnificus pada isolasi kultur cairan pada luka,
feses diare, maupun darah. Untuk penelitian yang lebih luas, dapat digunakan
media khusus untuk sampel-sampel tersebut sehingga dapat diyakinkan adanya
pertumbuhan Vibrio vulnificus.
Pengobatan
Penanganan utama
pada infeksi Vibrio vulnificus adalah menggunakan antibotik. Pada gejala
nekrosis akibat infeksi luka terbuka, diperlukan amputasi bagian tubuh.
Penggunaan antibiotk untuk penanganan antara lain:
o Doxycycline (100 mg PO/IV dua
kali sehari untuk 7-14 hari) dan generasi ketiga cephalosporin ( Misal:
ceftazidime 1-2 g IV/IM setiap delapan jam), maupun tetrasiklin.
o Pada anak-anak, dimana tidak
dapat digunakan doxycycline, dapat digunakan trimethoprim-sulfamethoxazole
ditambah aminoglycoside.
Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi Vibrio vulnificus dilakuakan antara lain
dengan:
Meningkatkan keamanan makanan laut
terutama kerang-kerangan
Walaupun kerang
hanya bisa dipanen dari kolam yang sudah dinyatakan bebas dari kontaminasi
fekal, akan tetapi kerang tersebut tetap bisa terinfeksi karena bakteri ini
memiliki habitat asli didaerah laut. V.
Vulnificus tidak merubah organoleptik dari kerang-kerangan yang
diinfeksinya.2
Beberapa cara pencegahan infeksi dari V. Vulnificus terutama pada orang dengan
kondisi immunocompromised termasuk didalamnya yang memiliki kelainan hati
·
Jangan mengkonsumsi kerang-kerangan atau
seafood mentah
·
Masak sehingga matang dengan pas
·
Untuk kerang dalam cangkang
a.
Rebus sampai cangkang kerang terbuka dan
lanjutkan perebusan sampai 5 menit kemudian
b.
Kukus sampai cangkang terbuka dan
lanjutkan pemasakan 9 menit
·
Jangan memakan kerang-kerangan yang
cangkangnya tidak terbuka selama pemasakan.
·
Hindari kontaminasi silang antara seafood
yang telah matang dengan yang masih mentah ataupun cairan dari seafood mentah
·
Makan segera seafood yang baru matang atau
baru dikeluarkan dari refrigerator
·
Hindari paparan air laut hangat ataupun
seafood yang dipanen dari lingkungan tersebut pada kulit dengan lecet atau luka
terbuka
·
Menggunakan pakaian pelindung ketika
melakukan pemanenan atau berinteraksi dengan seafood mentah
o Mengkonsumsi makanan laut yang
telah dimasak dengan sempurna, jangan makan makanan laut yang mentah
o Untuk kerang yang dimasak : a)
kerang direbus sampai cangkang membuka dan lanjutkan perebusan selama lima
menit, b) kerang diuapkan sampai cangkang membuka dan lanjutkan penguapan
selama sembilan menit
o Bagi orang yang beresiko tinggi
terhadap munculnya gejala serius oleh infeksi Vibrio vulnificus,
sebaiknya menghindari makanan laut, terutama tiram, walupun telah dimasak
dengan baik
o Tidak membiarkan luka terbuka
terpapar air laut
o Menggunakan alat pelindung
seperti sarung tangan atau sepatu bot saat mengerjakan kegiatan di daerah
perairan asin.
Daftar Pustaka
- Yudistia, Albertus Eka; Vibrio vulnificus. IPB. Bogor. 2008.
- http://textbookofbacteriology.net/V.vulnificus.html. Kenneth Todar, PhD
- http://www.fda.gov/Food/FoodSafety/FoodborneIllness/FoodborneIllnessFoodbornePathogensNaturalToxins/BadBugBook/ucm070473.htm
- http://www.aafp.org/afp/2007/0815/p539.html
- Oliver JD, Kaper J (2001). Vibrio species. pp. 263-300 In: Food Microbiology: Fundamentals and Frontiers. (Doyle MP et al., editors) (2nd ed.). ASM Press. ISBN 1-55581-117-5.
- James, William D.; Berger, Timothy G. (2006). Andrews' Diseases of the Skin: Clinical Dermatology. Saunders Elsevier. ISBN 0-7216-2921-0.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar