4shared

Powered By Blogger

Selasa, 17 April 2012

Tugas Mipang kelompok 21




TUGAS MIKROBIOLOGI PANGAN
Candida tropicalis


Oleh Kelompok 21:
                                    Rahadiyan Nur W.                  22030110120016
                                    Surya Saputra                          22030110110061
                                    Septian Hari Pratama              22030110130078
                                    M. Nino Nurhakim                  22030111141002


PROGRAM STUDI  ILMU GIZI  FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS  DIPONEGORO
SEMARANG
2012



Candida tropicalis
Candida tropicalis merupakan organisme jenis khamir uniseluler yang termausk dalam genus Candida, keluarga Cryptococcaceae dan divisi Deuteromicota (jamur tak sempurna/imperfecti). Candida tropicalis tumbuh baik pada suhu 250C dan 370C dalam darah dan Saboraud agars pada kondisi terpapar udara, membentuk koloni berwarna putih (membentuk lapisan tipis di dalam kaldu). Dengan pengamatan mikroskopis menunjukkan sel-sel tunas tak berkapsul (blastoconidia) yang berbentuk bulat, oval, atau bentuk batang, berukuran 2,5 µm x 3-14 µm, serta baik sel tunggal, berkelompok atau berbentuk rantai dapat diamati. Candida tropicalis membentuk hifa dan pseudohifa, namun bukan merupakan saluran perkecambahan, tidak seperti C. albican (secara morfologi membentuk saluran perkecambahan yang tak normal). Spesies dari genus Candida ini dapat mengasimilasi glukosa, maltose, sukrosa, galaktosa, selobiosa, xilosa, dan trehalosa, serta memfermentasi glukosa, maltose, sukrosa, galaktosa, dan trehalosa. Khamir jenis ini dapat ditemukan di alam bebas maupun pada hidung, tenggorokan, kulit, vagina, dan saluran pencernaan pada individu sehat. Namun, serangan Candida tropicalis dalam jumlah cukup banyak dapat menginfeksi pasien baik secara serentak maupun secara berkala. Pada makalah ini kami mencoba membahas materi mengenai Candida tropicalis yang memiliki manfaat pada bidang pangan, selain daripada efek negatif yang bisa ditimbulkan khamir dari genus Candida tersebut, seperti infeksi atau kandidosis baik yang bersifat superfisial maupun sistemik yang biasa menyerang kulit, rongga mulut, kuku, saluran pencernaan, vagina, serta organ dalam lainnya.


Klasifikasi Candida tropicalis
Kingdom
Divisi
Kelas
Bangsa
Suku
Marga
Jenis
Fungi
Deuteromicota Deuteromycetes
Cryptococcaceae Candida
Candida tropicalis
lab556730.fig5.gif


Berdasarkan referensi terdahulu, ditemukan bukti mengenai peran khamir golongan Candida tersebut sebagai produsen Xilitol yang baik. Xilitol (disebut juga sebagai gula alkohol atau polialkohol) sendiri merupakan pemanis alami yang terdapat dalam buah dan sayuran seperti wortel, kembang kol, selada, bawang, pisang, strowberi,plum kuning, apel, dan raspberry. Xilitol juga diproduksi dalam tubuh manusia sebanyak 15 g/hari sebagai senyawa antara (intermediet) dalam metabolism glukosa. Xilitol mempunyai tingkat kemanisan yang setara dengan sukrosa namun kalorinya (40%) lebih rendah dari karbohidrat lainnya. Xilitol merupakan gula berekarbon lima yang tidak dapat difermentasi oleh bakteri Streptococcus mutans penyebab kerusakan gigi, sehingga bersifat nonkariogenik yang aman untuk kesehatan gigi. Sifat-sifat yang dimiliki xilitol antara lain: mudah larut dalam air, tahan terhadap panas sehingga tidak mudah mengalami karamelisasi, memberikan sensasi dingin seperti mentol.
Untitled.png
Sifat-sifat tersebut sangat baik untuk pengembangan produk pangan maupun produk farmasi. Salah satu produk pangan yang menggunakan xilitol adalah permen karet. Hampir sebagian besar (±80%) produk permen karet di Finlandia menggunakan bahan pemanis xilitol, begitu juga di Negara Jepang. Xilitol termasuk salah satu dari 12 komponen bahan pangan yang dapat memberikan efek menyehatkan tubuh (Food for Specified Health Use) atau kini lebih dikenal dengan istilah “pangan fungsional”. 
Xilitol dapat diaplikasikan pada industri bahan makanan, farmasi, dan produk perawatan kesehatan. Zat ini memiliki peran untuk mencegah kerusakan gigi, infeksi telinga pada anak-anak, dan sebagai pengganti gula bagi pasien diabetes. Karbohidrat jenis ini dapat dimetabolisme oleh tubuh tanpa melibatkan insulin serta secara lambat diserap oleh tubuh, sehingga ideal untuk dikonsumsi oleh pasien diabetes yang sangat tergantung pada ketersediaan insulin..Selain itu xilitol juga banyak digunakan pada berbagai produk kesehatan gigi, seperti pasta gigi.
Produksi xilitol yang pernah dilakukan selama ini masih belum efisien dan efektif untuk menghasilkan xilitol dalam skala besar dejgan harga yang relative murah. Salah satu cara yang sering dilakukan yaitu secara komersial melalui proses hidrogenasi xilosa (C5H10O5) pada suhu dan tekanan yang tinggi (suhu 800C – 1400C tekanan 50 atmosfer) dengan bantuan katalis. Pembuatan Xilitol melalui proses ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi karena selain diperlukan energy yang tinggi, bahan baku utamanya adalah xilosa murni, serta xilitol yang dihasilkan pun masih memerlukan permurnian yang ekstensif untuk memenuhi standar pemakaian pada industri makanan dan obat-obatan yang menyebabkan meningkatnya biaya produksi.
Prosedur bioteknologi dengan menggunakan mikroorganisme merupakan salah satu alternative untuk menghasilkan xilitol dan diharapkan dapat lebih ekonomis dari segi biaya produksi dan pemakaian energy. Proses ini dilakukan untuk mengganti proses produksi xilitol secara kimia yang terbilang relative mahal. Selain itu, xilitol dapat dproduksi dengan memanfaatkan hidrolisat hemiselulosa (xilan) sebagai pengganti xilosa murni yang dapat mengurangi biaya untuk pemisahan dan pemurnian. Berberapa tanaman yang dapat digunakan sebagai sumber xilan adalah padi, gandum, jerami, tongkol jagung, dan ampas tebu.
Mikroorganisme yang digunakan untuk memproduksi xilitol, diantaranya : bakteri, jamur, dan khamir. Khamir adalah salah satu mikroba yang bertanggung jawab dalam biokonversi xilosa menjadi xilitol terutama dari genus candida (Candida guilliermondi, Candida tropicalis, Candida pelliculosa, Candida parapsilosis), dan spesies lainnya yaitu Debaryomyces hansenii, Saccharomyces sp, dan Pennicillium sp.
Untitled.png
Pada beberapa sumber disebutkan bahwa mikroorganisme yang terbaik dalam menghasilkan xilitol adalah khamir terutama dari genus Candida. Hasil penelitian Tom Granstrom (2002) menunjukkan bahwa Candida tropicalis adalah pengghasil xilitol terbaik dengan produktifitas 5,7 gram xilitol/liter. Produksi xilitol optimum scara fermentasi dapat ditentukan oleh biokonversi xilosa menjadi xilitol melalui metabolisme yang dilakukan oleh khamir, serta parameter optimum yang digunakan, seperti pH, temperatur, konsentrasi substrat, konssentrasi kosubstrat, dan aerasi.
Produksi xilitol optimum secara fermentasi dapat ditentukan oleh biokonversi xilosa menjadi xilitol melalui metabolism yang dilakukan oleh khamir (Candida tropicalis), serta parameter optimum yang digunakan, seperti pH, temperature, konsentrasi substrat, konsentrasi ko-substrat, dan aerasi. Sel khamir candida memiliki kemampuan untuk  xylose  reductase (XR) dan xylitol dehydrogenase (XDH).
Xilosa reductase(XR) dengan koenzim NADH/NADPH mengkatalisis reduksi D-xilosa menjadi xilitol. Xilitol yang dihasilkan sebagian dieekskresi keluar sel sebagai produk utama, dan sebagian lagi dimetabolismekan XDH dengan koenzim NAD yang mengkatalisi oksidasi xilitol menjadi D-xilulosa. D-xilulosa diubah menjadi D-xilulosa 5-fosfat oleh enzim xilulosa kinase, dan kemudian masuk dalam siklus heksosa monofosfat yang kemudian digunakan untuk pertumbuahan sel dan regenerasi NADH/NADPH. Sevara keseluruhan efisiensi asimilasi xilosa terjadi karena adanya aktivita dari XR dan XDH.
Siklus ini juga menunjukan asimilasi glukosa oleh candida sebagai ko-substrat. Glukosa merupakan sumber karbon yang lebih mudah dimetabolismekan oleh sel. Sehingga keberadaan glukosa dapat berperan untuk regenerasi koenzim NADH/NADPH dan peningkatan biomasa sel melalui glukosa-6-fosfat, akibatnya siklus heksosa monofosfat yang menghasilkan Glu-6P dari xilulosa melalui xilolusa-6-fosfat menurun. Sehingga konsumsi xilitol oleh sel berkurang dan lebih banyak yang diekskresikan sebagai produk.
Idealnya, akumulasi xilitol di dalam sel dan ekskresi sebagai produk ekstraseluler dapat meningkatkan xilitol, karena tidak ada xilitol yang diubah menjadi xilulosa. Penambahan glukosa sebagai ko-substrat dalam media fermentasi dapat menaikan produk xilitol, akan tetapi semakin tinggi konsentrasi ko-substrat (glukosa) maka dapat menghambat transport xilosa ke dalam sel, akibatnya dapat menurunkan produksi xilitol.















Produksi xilitol yang diperoleh melalui cara ini (metebolisme Candida tropicalis) dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu pH, suhu, konsentrasi substrat, konsentrasi ko-substrat, dan aerasi. Derajat keasaman telah duketahui mempengaruhi pertumbuhan sel dan pengaruhnya bervariasi diantara spesies khamir. Membrane sel yang tidak sepenuhnya permeable terhadap ion hydrogen menyebabkan Ph intraseluler berbeda dengan pH medium. Di samping itu pH juga menentukan kelarutan beberapa komponen di dalam medium sehingga modifikasi pH dapat mengakibatkan pengendapan nutrient an menjadi tidak dapat diasimilasi oleh khanir. Penurunan kerja khamir dalm fermentasi juga dapat terjadi ketika dalam mediumnya tidak ada control pH.
Kemampuan khamir untuk memproduksi xilitol terjadi pada temperature antara 24-25oC dan temperature optimum biasanya pada batas 28-300C. Konsentrasi substrat (xilosa) juga sangat berpengaruh dalam produksi xilitol. Konsentrasi substrat yang rendah dapat menurunkan hasil produksinya, karena substrat (xilosa) digunakan sebagai sumber karbon untuk pertumbuhan sel. Semakin besar konsentrasi (xilosa) maka makin bayak produksi xilitolnya. Candida tropicalis menghasilkan 84.5 gram xilitol per liter dari 150 g/l xilosa. Konsentrasi xilosa yang tinggi, tidak selalu menghasilkan xilitol yang tinggi. Rendahnya produksi xilitol selain disebabkan pengaruh inhibitor (hasil samping hidrolisis hemiselulosa) juga disebabkan karena xilitol dapat dimetabolismekan oleh khamir untuk pertumbuhan sel. Hambatan ini dapat diatasi dengan penambahan ko-substrat yaitu glukosa, sehingga  sebagian besar atau seluruh xilosa dapat dikonversi menjdai xilitol. Besarnya konsentrasi ko-substrat yang ditambahakan dalam media fermentasi juga mempengaruhi produksi xilitol. Penambahan glukosa 5-10g/L meningkatkan produksi xilitol 1.2-1.3 kali, sedangkan penambhan glukosa 15-20g/L tidak meningkatkan produksi xilitol.
Faktor yang terakhir yaitu aerasi, aerasi merupakan faktor yang penting karena ketersediaaan oksigen di dalam media dapat mempengaruhi pertumbuhan khamir, kecepatan pengambialn substrat, dan kecepatan pembentukan produk. Kondisi aerasi untuk produktivitas optimim tergantung pda konsentrasi substrat. Pembentukan xilitol biasanya terjadi di bawah kondisi oksigen yang terbatas dengan tujuan mengakumulasi NADH karena keberadaan oksigen yang berlebihan akan menurunkan aktivitas NADH yang berakibat pada menurunnya akumulasi produksi xilitol.
            Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Candida tropicalis dapat dimanfaatkan secara optimal untuk produksi Xilitol yang merupakan salah satu bahan pangan komersial yang memiliki banyak manfaat bagi manusia, termasuk di bidang kesehatan.


Daftar Pustaka
1. Julistia Puspita, Puspa. Optimasi Konsentrasi Xilosa dan Glukosa Untuk Produksi Xilitol oleh Candida tropicalis. Bogor. Departemen Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor; 2010.
2. S. Gelfand, MD, Michael. Infection Control and Hospital Epidemiology. Chicago. The University of Chicago Press; 1989: 280-283.
3. Mulyati. Isolasi Spesies Candida dari Penderita HIV/AIDS. Jakarta. Makara Kesehatan Vol.6, No.2; Desember 2002.
4. Fardiaz, Srikandi. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama; 1992.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar