Tugas Mikrobiologi Pangan
Yarrowia
Lipolytica

Oleh
:
Nirmaya
Esthi W. 22030110120056
Dea
Mustika 22030110141021
Lidyawati 22030110141016
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2012
Yarrowia
Lipolytica
I.
Pendahuluan
Yeast
secara
normal hidup di alam, juga berada pada permukaan dan di dalam tubuh manusia.
Seperti pada mikroorganisme yang lain bakteri dan yeast dapat hidup pada
rongga mulut yang sehat, usus dan kulit baik manusia maupun hewan. Akan tetapi
banyak juga yang berhubungan dengan penyakit pada manusia terutama yeast yang
termasuk yeast yang patogen misalnya: Candida albicans, C. glabrata dan
Cryptococcus neoformans. Sedangkan yeast yang muncul sebagai
patogen baru adalah Rhodotorula rubra, Trichosporon beigelii, dan
Candida spp. Disamping itu tentunya banyak yeast yang tidak
berbahaya seperti: Klyuveromyces marxianus, Candida catenulata,
Pichia anomala, Saccharomyces cerevisiae, Zygosaccharomyces dan Kloeckera
apiculata.
Kehadiran
yeast dalam suatu produk makanan fermentasi misalnya: keju, mentega, yogurt,
susu fermentasi, mayonaise, sosis kering, salami dan lain-lain kebanyakan merupakan
mikroflora kontaminan yang telah banyak diteliti sebagai pemberi citarasa dan mempercepat
kematangan produk. Salah satu khamir yang berperan penting dalam proses
pembuatan keju adalah Yarrowia lipolytica
yang dapat menghasilkan dan mengubah L-methionin menjadi VSC (Volatile Sulphur compounds) yang mempengaruhi rasa keju.
Namun Y. Lipolytica tidak
dapat mengasimilasi laktat ketika ada L-methionine pada media ”calon” keju.
II. Isi
Yarrowia
lipolytica adalah ragi ascomycetes yang ditetapkan ke dalam
keluarga Dipodascaceae, selain Yarrowia yang termasuk didalamnya adalah
Dipodascus, Galactomyces,
Sporopachyderma, Stephanoascus, Wickerhamiella dan Zygoascus. Dengan analisis dari domain D1/D2 dari 26s
rDNA-urutan ragi ascomycetous, Yarrowia lipolytica ditempatkan bersama
dengan Arxula dan beberapa spesies Candida, dalam clade Metschnikowia / Stephanoascus. Spesies ini awalnya diklasifikasikan
sebagai Candida, karena tidak memiliki alat perkembangbiakan seksual. Namun
penelitian lebih lanjut pada pertengahan 60an diketahui bahwa Y. Lipolytica memiliki satu sampai empat
spora dari berbagai ukuran dan bentuk yang dapat diisolasi dari ASCI ini,
tetapi viabilitas spora yang ditemukan sangat rendah. Dua jenis alat
perkembangbiakan seksual disebut A dan B yang diidentifikasi pada keturunannya.
Meskipun demikian Yarrowia
lipolytica tidak
seperti C. albicans dan C. tropicalis, karena tidak bersifat
patogen.
Gambar 1. Bentuk Yarrowia lipolytica
Sistem klasifikasi dari Y. lipolytica adalah sebagai berikut :
Kingdom : Fungi
Subkingdom : Dikarya
Domain : Ascomycota
Phylum : Saccharomycotina
Class : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Family : Dipodascaceae
Genus : Yarrowia
Species : Yarrowia lipolytica
Temperatur tumbuh : 250C-370C
Karakteristik
yang dimiliki oleh Y. lipolytica antara lain :
- Khamir dimorfik
- Aerobik (membutuhkan oksigen)
- Non-Pathogenik
- Dapat memetabolisme alkana & asam
lemak
- Biogenesis peroksisom
- Sekresi intraseluler dan ekstraseluler
- Proses glikosilasinya hampir sama dengan mamalia
- Protein yang disekresi dalam bentuk aktif (active form)
Gambar 2. Khamir
dimorfik Y. lipolytica
Beberapa
keuntungan menggunakan Y. lipolytica antara lain :
- Aman (Sudah diklasifikasikan ke dalam GRAS oleh
FDA)
- Sederhana.
- Mudah dilakukan manipulasi.
- Stabil.
- Reliabel.
- Fleksibel.
- Kemampuan untuk tumbuh tinggi, kapasitas sekresi
dan hasil produk tinggi.
- Produksi dalam jumlah banyak.
- Mudah dilakukan Hiperglikosilasi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Y.
lipolytica berbeda jauh dari ragi ascomycetous
lain yaitu dalam hal : kandungan GC-nya yang tinggi , struktur yang tidak biasa
dari gen rDNA dengan kurangnya urutan RNA polimerase I yang ditemukan dalam
ragi lainnya, eukariotik yang lebih tinggi seperti ukuran snRNA, dan RNA 7S. Gen homolog cenderung menampilkan rendahnya
tingkat kesamaan (biasanya dalam kisaran 50-60% pada tingkat asam amino) dengan
S. cerevisiae, K. lactis atau C. albicans,
sehingga menghambat pengkloningan gen homolog dengan cara hibridisasi.
Yarrowia
lipolytica adalah ragi
yang digunakan sebagai model untuk mempelajari sekresi protein, biogenesis
Peroksisom, dimorfisme, degradasi substrat hidrofobik (HS). Pada
pertengahan tahun 80 Yarrowia lipolytica
dalam fermentasi skala besar digunakan untuk produksi sel tunggal (PST). Beberapa strain tidak dapat tumbuh
di atas 32°C dan sifatnya sangat aerobik. Ragi ini dapat diisolasi dari
substrat yang kaya lipid dan protein seperti produk susu, keju atau sosis.
Sehingga ragi ini sering dimanfaatkan dalam industri agro
makanan yakni berperan dalam pematangan, produksi atau pembusukan pada produk
susu tradisional misalnya pada keju dan yoghurt, serta sosis
dan produk daging lainnya.
Peran
dan pengaruh Yarrowia lipolytica
pada pembentukan
pigmen
selama produksi
keju
baru-baru ini mulai diteliti.
Yarrowia
lipolytica diakui berkontribusi
pada pematangan
keju.
Penambahan
Yarrowia lipolytica
ditujukan untuk
mempercepat
pematangan
untuk
meningkatkan kualitas
keju. Selain Debaryomyces
hansenii,
Yarrowia lipolytica juga merupakan
bagian dari kultur
starter untuk
produksi keju
Cheddar
matan dan diaplikasikan
juga untuk produksi minyak sel tunggal, salah satunya pengganti mentega.
Yarrowia
lipolytica
berkorelasi dengan aktivitas lipolitik ekstraselulernya dan proteolitik, dan
tumbuh dengan cepat pada suhu 5-10 ° C. Pertumbuhan Y. lipolytica menjadi ragi
atau bentuk hifa tergantung pada kondisi lingkungan saat tumbuh.
Gambar3.
Struktur kristal lipase Yarrowia lipolytica
Selain itu, Yarrowia lipolytica merupakan salah
satu jenis ragi nonkonvensional. Ragi Y. lipolytica diduga dapat dipakai
sebagai biosorben karena memiliki banyak kelebihan dibandingkan ragi jenis
lainnya, antara lain: tidak patogen, tumbuh sangat baik dalam substrat hidrofob
seperti alkana dan lemak, produksi protein yang bernilai ekonomis dalam jumlah
besar, serta dapat menggunakan alkohol, alkana, trigliserida dan asam asetat
sebagai sumber karbon. Yarrowia lipolytica tidak hanya menarik untuk penelitian dasar,
tetapi juga untuk aplikasi bioteknologi.
Strain Y. lipolytica tidak hanya dapat diisolasi dari produk susu, tetapi
juga dari shoyu atau dari salad yang mengandung daging atau udang. Namun, ketidakmampuan ragi ini untuk bertahan
hidup dalam kondisi anaerobik memungkinkan ragi ini mudah hilang dari produk
susu.
Y. lipolytica dapat menggunakan n-alkana
dan 1-alkena sebagai sumber karbon. Selain itu Y. Lipolytica juga menggunakan lisin baik sebagai nitrogen dan
sebagai sumber karbon, melalui N-6-acetyllysine-5
jalur aminovalerate, seperti
Hansenula Saturnus. Langkah pertama dalam asimilasi dari sumber karbon
kemungkinan menjadi emulsifikasi pada permukaan sel untuk membentuk tetesan
kecil yang dapat diinternalisasikan. Emulsifier ekstraseluler 27 kDa yang
disebut liposan, diinduksi dalam sel yang tumbuh di n-alkana. Strain Y. lipolytica tumbuh di n-alkana dengan
adanya pasokan tiamin terbatas (vitamin tidak disintesis oleh ragi ini, tetapi
diperlukan untuk α-ketoglutarat
dehidrogenase aktivitas)akan mensekresi sejumlah besar α-ketoglutarat. Y.
lipolytica tidak
menghasilkan etanol, tetapi menggunakan etanol sebagai sumber karbon pada
konsentrasi hingga 3%. Konsentrasi etanol yang lebih tinggi
beracun. Sebagian besar strain Y.
lipolytica tumbuh sangat efisien pada asetat sebagai sumber karbon tunggal. Konsentrasi sampai natrium asetat 0,4%
yang ditoleransi dengan baik, konsentrasi yang lebih tinggi mengurangi tingkat
pertumbuhan dan konsentrasi di atas 1,0% menghambat pertumbuhan.
Tipe
strain liar Y. lipolytica menunjukkan
berbagai jenis bentuk koloni, mulai dari halus dan berkilau hingga yang
tergulung dan kesat. Morfologi dari koloni ditentukan dari kondisi pertumbuhan
(aerasi, karbon, nitrogen, pH, dll) dan dengan latar belakang genetik dari
strain. Tipe isolat liar dapat menimbulkan berbagai jenis kolonial, sehingga
masing-masing dapat menimbulkan jenis yang lain. Proporsi bentuk sel berbeda
tergantung pada strain yang digunakan, dimana perbedaan morfologis dapat
diamati dari tingkat koloni. Kondisi tertentu diketahui menyebabkan pembentukan
preferensial sel ragi atau menginduksi perkembangan miselium.
Yarrowia lipolytica
adalah jamur dimorfik alami, yang membentuk sel-sel ragi pseudohifa, dan septat
hifa. Miselium sejati terdiri dai septat hifa yang lebarnya 3 sampai 5 pM dann
panjangnya sampai beberapa mm. Sel-sel apikal sering melebihi 100 m, sedangkan
panjang segmen mencapai 50-70 pM. Pada tiap segmen terdapat inti tunggal.
Jenis
perkawinan Y.lipolytica ditentukan
oleh dua alel yaitu MATA dan MATB. Alel MATA telah dikloning mirip dengan
strain heterothalik dari S. cerevisiae
dan sel diploid vegetatif stabil. Strain diploid spontan bersporulasi selama masa
penyimpanan pada media yang lengkap. Oleh karena itu, dianjurkan untuk
mempersiapkan strain diploid segar untuk analisis genetik. Frekuensi kawin
tergantung pada beberapa parameter selain latar belakang genetik dari strain
yaitu sedang, kepadatan sel, fase pertumbuhan, dan suhu.
Yarrowia lipolytica
tidak memerlukan pembatasan nitrogen untuk induksi sporulasi. Strain diploid
bersporulasi pada medium padat atau cair ketika glukosa habis. Frekuensi
sporulasi tertinggi diperoleh banyak strain jika natrium sitrat 1,5% digunakan
sebagai sumber karbon pada suhu 200 C sampai 300 C.
Beberapa isolat alami Y. lipolytica
bersporulasi cukup baik setelah kawin tetapi hanya jenis inbred membentuk
proporsi tinggi tetrad lengkap dan memiliki tingkat yang sempurna spora
berkecambah.
Data
genetik dan hibridisasi kromosom terpisah menunjukkan bahwa kebanyakan isolat
dari Y. lipolytica terdiri dari
beberapa unit rDNA yang terletak pada 1-4. Semua isolat menunjukkan struktur
rDNA polimorfik, tetapi satu strain dilaporkan mengandung satu jenis unit.
Rekombinasi genetik dalam kelompok terjadi selama meiosis yang menyebabkan
ekspansi atau pengurangan kelompok individu.
Partikel
sinyal sekresi yang diterima oleh Yarrowia
lipolytica terdiri dari RNA 7S khas yang dapat menjadi imunopresipitasi
pada anti SRP antibodi manusia. RNA 7S yang khas ini dikodekan oleh dua gen
yang tidak terhubung, yaitu SCR1 dan SCR2 yang memproduksi 94% bagian
identitas. Kedua gen ini dapat dihapus, akan tetapi penghapusan keduanya dapat
menyebabkan kematian pada Y. lipolytica,
hal ini menunjukkan bahwa sekresi protein esensial pada Y. lipolytica memerlukan jalur
SRP (Signal Recognition Particle)
untuk sekresi.
Sebuah
retrotranspotor yang disebut Ylt1, terdeteksi dalam genom Y.lipolytica. Ylt1 ini memiliki panjang 9,4 kb dan dapat mengubah
genom. Retrotransposon ini dibatasi oleh long terminal repeat (LTR) dan elemen
zeta, yang memiliki panjang 714 bp, sangat kekal, dan bisa juga dalam bentuk
elemen tunggal. Ylt1 termasuk dalam kelompok Ty3/gypsy dari retrotransposon dan
berisi dua frame besar (YltA dan YltB). Produk gen YltA diprediksi menunjukkan
kesamaan yang tinggi dengan protein Gag retrovira. YltB mengkode domain protein
dengan beberapa persamaan dengan produk gen retroviral yang dikodekan oleh gen
pol. Pada gen YltB, produk ini diperkirakan terjadi di protease, reverse
transkriptase, RNase dan integrasi. Salah satu gen yang mengkode faktor
transkripsi adalah CRF1. Kebanyakan gen Y.lipolytica
menunjukkan sinyal khas untuk penghentian transkripsi TAG.TA(T)GT.TTT, yang
terletak di atas pada tempat tambahan poly A. Penggunaan kodon pada Y.lipolytica berbeda dengan S. cereviseae tapi mirip dengan Aspergillus.
Genom
mitokondria Y. lipolytica memiliki
kepadatan apung dari 1,687 g cm-3 dan kandungan GC 24,9%. Genom ini
terdiri dari sebuah molekul sirkuler 14,5 mm pada regangan W29. Beberapa gen
mitokondria termasuk subunit, ATPase 68dan 9, subunit sitokrom oksidase 3, NADH
oksidoreduktase subunit 4 dan gen tRNA, telah dikloning.
III. Kesimpulan
Yarrowia
lipolytica adalah ragi
nonkonvensional jenis ascomycetes
yang ditetapkan ke dalam keluarga Dipodascaceae
yang merupakan jamur dimorfik alami, yang membentuk
sel-sel ragi pseudohifa, dan septat hifa. Y. lipolytica memiliki peran
dalam proses pematangan, produksi atau pembusukan pada produk
susu tradisional misalnya pada keju dan yoghurt, serta sosis
dan produk daging lainnya.
Spesies ini awalnya diklasifikasikan
sebagai Candida, karena tidak memiliki alat perkembangbiakan seksual. Namun
penelitian lebih lanjut pada pertengahan 60an diketahui bahwa Y. Lipolytica memiliki satu sampai empat
spora dari berbagai ukuran dan bentuk yang dapat diisolasi dari ASCI ini,
tetapi viabilitas spora yang ditemukan sangat rendah. Dua jenis alat
perkembangbiakan seksual disebut A dan B yang diidentifikasi pada keturunannya.
Meskipun demikian Yarrowia
lipolytica tidak
seperti C. albicans dan C. tropicalis, karena tidak bersifat
patogen.
Daftar Pustaka
1.
Fickers,
P., Benetti, P.-H., Waché, Y., Marty, A., Mauersberger, S., Smit, M. and
Nicaud, J.-M. (2005), Hydrophobic substrate
utilisation by the yeast Yarrowia lipolytica,
and its potential applications.
FEMS Yeast Research, 5: 527–543.
2.
Barth,
G. and Gaillardin, C. (1997), Physiology
and genetics of the dimorphic fungus Yarrowia lipolytica. FEMS Microbiology Reviews, 19: 219–237.
3.
Balia, Roositta and Harlia, Ellin, Keberadaan Yeast dalam Produk Makanan
sebagai Penghantar Penyakit pada Manusia (Foodborne Yeast), Department of
Food Science and Technology, University of New South Wales, Australia.
4.
Barth, G., Beckerich, J.M., Dominguez, A.,
Kerscher, S., Ogrydziak, D., Titorenko, V., Gaillardin, C. Functional genetics
of Yarrowia
lipolytica. de Winde, J.H., Ed. Functional Genetics of Industrial Yeasts. (2003)
Springer, Berlin, Heidelberg, New York 227–271.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar