4shared

Powered By Blogger

Selasa, 17 April 2012

Debaryomyces occidentalis


Tugas Mikrobiologi Pangan
Debaryomyces occidentalis





Disusun Oleh
Ahmad Thohir Hidayat                                22030110120007
Evi Nurhayati Desrini                                  22030110120014
Etika Hasna Dina Putri                               22030110120036
Triesa Rizkyta Risandawangi                    22030110130079


PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO


Debaryomyces occidentalis

Merupakan salah satu spesies dari Debaryomyces, Debaryomyces occidentalis ini memiliki nama popular Schwanniomyces occidentalis (Schwanniomyces casiellii). Debaryomyces occidentalis ini memiliki dua varietas yakni Debaryomyces occidentalis var. occidentalis dan Debaryomyces occidentalis var. personii.
Debaryomyces occidentalis adalah spesies khamir yang mempunyai potensi fungsi enzim, oleh karena kemampuannya yang mampu untuk menggunakan sumber karbon secara luas, termasuk pati dan inulin. Terlebih lagi, Debaryomyces occidentalis bisa mensekresi non-hiperglikosilasi protein dalam jumlah yang cukup besar, itu menjadikan Debaryomyces occidentalis sebagai pusat produksi heterologous protein, yaitu protein yang berbeda dari protein yang biasa ditemukan pada satu organisme.
Paling tidak dari 21 gen Debaryomyces occidentalis, telah dibentuk 14 protein berbeda. Kode gen yang diisolasi dari Debaryomyces occidentalis menghasilkan enzim yang menarik seperti alfa-amilase, gluko amilase atau invertase. Debaryomyces occidentalis juga menghasilkan metabolic enzyme seperti GDH, HXK atau enzim ATP pembentuk gen.
Sampai saat ini telah ada 4 sistem yang bisa digunakan untuk mentransfer dan mengatur susunan DNA molekul Debaryomyces occidentalis. Semua sistem tersebut didasarkan pada komplementasi dari Debaryomyces occidentalis oleh homologous atau heterologous biosintetik gen. Beberapa Debaryomyces occidentalis gen struktural di heterologous tempat Debaryomyces occidentalis tumbuh terdapat gen struktural dengan jumlah yang sangat besar dan di tempat itu pula Debaryomyces occidentalis juga menyusun enzim gluko amilase.
Debaryomyces occidentalis dapat dibedakan dengan khamir ascomyceteus yang lain dikarenakan bentuk askosporanya yang unik. Terlebih lagi Debaryomyces occidentalis mampu bertahan hidup walaupun gen di mitokondria selnya mengalami kerusakan yang cukup parah.

Berikut merupakan klasifikasi dari Debaryomyces occidentalis.
CBS2864B.jpgTaksonomi Debaryomyces occidentalis
1.    Kingdom  : Fungi
2.    Filum        : Ascomycota
3.    Subfilum  : Saccharomycotina
4.    Kelas        : Saccharomycetes
5.    Subkelas : Saccharomycetidae
6.    Ordo         : Saccharomycetales
7.    Family      : Saccharomycetaceae
8.    Genus      : Debaryomyces
9.    Spesies    : Debaryomyces occidentalis
            
Debaryomyces occidentalis memiliki sel yang berbentuk bulat dan akan tumbuh optimal pada suhu sekitar 34,5˚C, namun pertumbuhannya akan terhambat atau bahkan berhenti pada suhu dibawah 10˚C dan pada suhu diatas 37˚C Debaryomyces Occidentalis akan mengalami kerusakan dan kematian.      
Perkembangbiakan vegetatifnya melalui pertunasan multipolar, yaitu pertunasan yang dimulai di beberapa tempat di permukaan sel induk. 

Pembentukan Spora
Sel dari Debaryomyces occidentalis bersifat haploid. Sebelum sporulasi nukleus membelah dan diikuti dengan peleburan. Sel diploid biasanya mengalami pembelahan reduksi di beberapa bagian yang mirip tunas, miosis tunas dan kemudian ini dikuti dengan pembentukan satu atau kadang dua askospora pada sel induk. Dengan cara lain, nukleus sel induk terbagi setelah salah satu nukleus anak menempel pada tunas yang terpisah dengan sel induk dipisahkan oleh septum. Septum kemudian lisis dan dua nukleus melebur jadi satu dan diikuti proses miosis. Kadang diploisasi dicapai dengan peleburan dari dua sel individu berbeda. Sporanya berbentuk bulat dengan dinding bergerigi dengan lapisan lipid. Bentuknya menyerupai kacang kenari. Biasanya terdapat satu spora askus dan terkadang dua spora.
Sporulasi yang terbaik adalah yang terjadi setelah lima hingga tujuh hari Debaryomyces occidentalis melisis agar-agar dengan kandungan glukosa 2%. Askospora juga terlihat pada medium agar-agar setelah satu hingga dua minggu pada suhu 250 C.


Pertumbuhan Debaryomyces occidentalis di kaldu dan agar
1.    Pertumbuhan di Kaldu
Tumbuh di medium kaldu setelah 3 hari pada suhu 25˚C, selnya berbentuk bulat atau kadang-kadang berbentuk telur. Ukurannya 3,5-8 x 4,5-9 µm, kadang-kadang hingga melebihi 10 µm. Berpasangan atau hanya berantai atau berkoloni kecil. Tidak terbentuk felikel tapi terdapat sedimen (endapan).

2.    Pertumbuhan di Agar-agar
Tumbuh setelah 1 bulan pada suhu 170 C, menimbulkan warna krem semi glossy dan lembut. Teksturnya lembut dan kenyal hingga lembut menyebar ke semua bagian.

Peran Debaryomyces occidentalis

1.  Debaryomyces occidentalis Untuk Menghalau Bakteri yang Tidak Diinginkan Dalam Proses Fermentasi
         
Debaryomyces occidentalis memiliki peranan penting dalam membunuh beberapa jenis bakteri yang tidak diinginkan pada saat fermentasi. Yaitu dengan cara menghasilkan racun pembunuh yang cukup mematikan bagi beberapa bakteri yang merugikan. Aktivitas membunuh yang paling kuat adalah pada pH 4,2- 4,8.
 Racun yang dihasilkan Debaryomyces occidentalis stabil pada pH 2- 5 dan inaktif pada suhu di atas 400 C. Racun yang dihasilkan merupakan salah satu bentuk protein sehingga dapat dirusak dan dihilangkan dengan menggunakan enzim protease, contohnya papain yaitu senyawa aktif dari daun pepaya, untuk mencegah racun yang dihasilkan debaryomyces occidentalis juga ikut meracuni manusia.
2.    Debaryomyces occidentalis Untuk Mengurangi Kandungan Logam Berat 
            Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa dinding sel dari Debaryomyces occidentalis memiliki beberapa binding site  yang berfungsi mengikat beberapa ion logam berat seperti cobalt, copper, dan cadmium. Absorbsi terhadap ion logam berat yang dilakukan oleh dinding sel debaryomyces occidentalis adalah ion biosorbtion, yaitu penyerapan secara alami dengan menggunakan enzim. Akumulasi logam berat secara enzimatis pada Debaryomyces occidentalis sangat berkaitan dengan protein : karbohidrat dan beberapa lapisan dinding sel masih ada setelah degradasi enzim berlangsung.

Walaupun percobaan ini belum pernah dilakukan pada makanan, dan baru dilakukan pada habitat hidup, namun itu tidak menutup kemungkinan bahwa Debaryomyces occidentalis bisa digunakan untuk mengurangi kandungan logam berat dalam makanan. Sehingga dapat mengurangi resiko keracunan logam berat dan penyakit- penyakit lain yang disebabkan residu logam berat.


3.    Debaryomyces occidentalis sebagai pendegradasi pati

Debaryomyces occidentalis merupakan salah satu spesies khamir yang bisa digunakan untuk mendegradasi pati yaitu dengan cara menghasilkan enzim amilase yang akan memecah amilum menjadi komponen yang lebih kecil. Salah satu caranya yaitu dengan fermentasi etanol, fermentasi etanol diatur dengan menggunakan fase tetap dari Debaryomyces occidentalis yang bergabung dengan Saccharomyces cerevisiae untuk menfermentasi pembebasan gula dari pati.




DAFTAR PUSTAKA

Romero ,M Cristina et all ,Copper Cobalt and Cadmium binded by Debaryomyces occidentalis cell wall polymer.2004.Revita Mexicana De Micologia:Mexico

Janatova ,Ivana et all ,Development of a reporter system for the yeast Saccharomyces occidentalis: influence of DNA composition and codon usage.2003. Online Wiley Library.com

Kurtzman ,CP ,The yeasts a Taxonomic Study , http://books.google.co.id/


Fernet.Caroline S. et all.The Mitocondrial Genome can be Altered or Lost Without Lethal Effect in the Petite Negative Yeast Debaryomyces occidentalis .2002 . www.springerlink.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar