MAKALAH
MIKROBIOLOGI PANGAN
Saccharomyces
Uvarum

Disusun
oleh :
Anjarsari Retno Utami 22030110120027
Pristina Adi Rachmawati 22030110110031
Mira Dian Naufalina 22030110130064
Aria Menad M 22030110130073
PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Khamir
merupakan bagian dari fungi yang bersel satu atau uniseluler. Khamir dibedakan
dengan kapang karena khamir adalah fungi yang tak berfilamen. Organisme ini
tidak dapat melakukan fotosintesis dan reproduksi vegetatifnya terutama dengan
cara pertunasan.
Klasifikasi
khamir dilakukan berdasarkan sifat fisiologisnya, bukan dari morfologinya
seperti pada klasifikasi kapang. Ada yang dapat membentuk spora, ada pula yang
tidak dapat membentuk spora yang selanjutnya disebut fungi imperfekti. Khamir
dapat dibedakan menjadi tiga kelas, yakni kelas Ascomycetes atau khamir
askosporogenous, kelas basidiomycetes dan kelas deuteromycetes.1
Pada
kelas Ascomycetes terdapat urutan taksonomi selanjutnya yakni subkelas
Hemiascomycetidae, yang berujung pada spesies Saccharomyces uvarum yang akan kita bahas lebih lanjut.
Spesies
khamir yang bersifat fermentatif ini berperan dalam pembuatan bir lager. bir
ini dikonsumsi secara luas dan jenis bir yang biasa dijual diseluruh dunia. Dikembangkan
pada awal tahun 1400-an dan sering dikaitkan dengan Saccharomyces pastorianus. 2
1.2.Rumusan
Masalah
1.2.1. Apa
saja urutan taksonomi dari spesies Saccharomyces
uvarum?
1.2.2. Bagaimana
karakteristik dari Saccharomyces uvarum?
1.2.3. Apa
saja bagian-bagian dari sel Saccharomyces
uvarum?
1.2.4. Seperti
apa sistem reproduksi dari Saccharomyces uvarum?
1.2.5. Apa
kegunaan atau manfaat Saccharomyces uvarum?
1.2.6. Bagaimana
sejarah lager serta peran Saccharomyces uvarum
didalam pembuatannya?
1.3.Tujuan
dan Manfaat
Tujuan penulisan makalah ini adalah
memberikan penjelasan dan deskripsi tentang spesies khamir Saccharomyces uvarum pada pembaca agar lebih mengerti dan memahami
jenis-jenis khamir yan terdapat dalam genus yang cuku terkenal yaitu Saccharomyces.
Manfaat yang dapat diperoleh dari
makalah ini adalah bertambahnya pengetahuan pembaca tentang khamir dan
jenis-jenisnya dan memudahkan pembaca mendapatkan informasi mengenai khamir
khususnya jenis Saccharomyces uvarum.
BAB
II
PEMBAHASAN
Saccharomyces
uvarum adalah salah satu spesies dari grup strico
Saccharomyces sensu. Penelitian yang dilakukan tahun 1999 menunjukan data-data
lebih jauh mengeni keberadaan spesies yang terpisah yakni Saccharomyces uvarum.3
2.1.Taksonomi
Saccharomyces uvarum
memiliki nama lain yaitu Saccharomyces
carlbergensis.4 secara taksonomi khamir jenis ini ada hubungan
dengan Saccharomyes cerevisiae. Saccharomyces cerevisiae berguna
terutama dalam pembuatan roti, fungsi lainnya sama dengan Saccharomyces uvarum yakni pembuatan bir.5 Taksonomi Saccharomyces uvarum dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kingdom :
Fungi
Phylum :
Ascomycota
Subphylum : Saccharomycotina
Class : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Family : Saccharomyceteae
subfamili :
Saccharomycoideae
Genus : Saccharomyces
Spesies :
Saccharomyces uvarum
2.2.Karekteristik
Saccharomyces
uvarum merupakan sel tunggal yang termasuk sel eukariotik
bersifat mikroskopik sebagai sel bebas yang sederhana, berbentuk oval.6
Tidak membentuk miselium, koloni berupa lendir berwarna putih, permukaan koloni
licin.7 memiliki ukuran dengan panjang 1-5 mm
sampai 20-50 mm
dan lebar 1-10 mm. Tidak mempunyai flagela atau organ
lain untuk bergerak.1

Gambar
1. Saccharomyces uvarum
2.3.Sitologi
Mikrostrukturnya
terdiri dari kapsul, dinding sel, membran sitoplasma, nukleus, vakuola,
mitokondria, globula lipid, volutin atau polifosfat, dan sitoplasma.1
a. Kapsul
Pada Saccharomyces
uvarum ditutupi oleh komponen berlendir putih yang disebut kapsul. Kapsul
menutupi bagian luar dinding sel, terdiri dari polisakarida, suatu polimer
menyerupai pati, dan heteropolisakarida.
b. Dinding
sel
Dinding sel semakin tua akan semakin keras. Terdapat
struktur yang disebut bekas lahir, jumlahnya tergantung dari jumlah anak sel
yang telah dibentuk oleh sel tersebut. Dinding sel terdiri dari: glukan khamir,
mannan, protein, khitin, dan lipid.
c. Membran
sitoplasma
Terletak di sebelah dalam dinding sel dengan
ketebalan ±8mm.
Memegang peran penting dalam permeabilitas selektif dan dalam transpor nutrien
ke dalam sel, dan dalam pelepasan hasil metabolisme ke luar sel.
d. Nukleus
Inti sel yang dikelilingi oleh membran inti berlapis
ganda. Memiliki pori-pori sebagai jalan untuk pertukaran komponen sitoplasma
dengan komponen nukleus.
e. Vakuola
Terdiri dari satu atau lebih dengan ukuran
bervariasi. Dilapisi oleh satu lapis membran berbentuk jari-jari yang tertanam
pada sitoplasma.
f. Mitokondria
Berukuran 0,4 - 0,6 mm dan diameter
0,2 – 0,3 mm.
Struktur yang penting untuk respirasi. Dilapisi oleh dua lapis membran.
g. Globula
lipid
Terdapat sedikit lipid dalam bentuk globula, dapat
dilihat di bawah mikroskop setelah diwarnai dengan pewarna lemak.
h. Sitoplasma
Mengandung glikogen yang merupakan
bentuk penyimpanan karbohidrat, asam ribonukleat, dan protein.
2.4.Sifat
Fisiologi8
a. Nutrisi
(Zat Gizi)
Diperlukan penambahan nutrisi untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan, yaitu :
i.
Unsur C, ada faktor karbohidrat
ii. Unsur
N, dengan penambahan pupuk yang mengandung nitrogen,misal ZA, urea, ammonia,
dan sebagainya.
iii. Unsur
P, dengan penambahan pupuk fosfat, misal NPK, TSP, DSP, dan sebagainya.
iv. Mineral-mineral
v. Vitamin-vitamin
b. Keasaman
(pH)
Untuk fermentasi alkohol, dibutukan
suasana asam dengan pH 4,8 - 5,0. Pengaturan pH dapat dilakukan dengan penambahan asam sulfat jika
subtratnya alkalis atau dengan natrium bikarbonat jika subtratnya asam.
c. Suhu
Suhu optimum untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan adalah 100-150C.
d. Udara
Fermentasi alkohol berlangsung secara
anaerobic (tanpa udara). Namun demikian udara diperlukan pada proses pembibitan
sebelum fementasi untuk perkembangbiakan.
e. Aktivitas
air
Aktivitas air yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan Saccharomyces uvarum yauti
0,94.1
2.5.Sistem
Reproduksi
Saccharomyces
uvarum memiliki system reproduksi yang sama dengan saccharomyces cerevisiae.
yaitu menggunakkan reproduksi aseksual dan seksual. selama reproduksi aseksual
khamir memperbanyak diri dengan pertunasan. Pertunasan pada Saccharomyces jenis
ini disebut pertunasan multilateral, dimana tunas muncul di sekitar ujung sel.
Sedangkan reproduksi seksual pada Saccharomyces uvarum dengan cara
pembentukkan askospora, karena termasuk golongan Ascomycetes. Saccharomyces
uvarum termasuk khamir diploid karena inti sel pada khamir diploid
terbentuk dari penggabungan inti dua sel haploid (1n) , atau 2 askospora , oleh
karena itu menggunakan jumlah kromosom sebanyak (2n). Dua sel dari tipe mating
berbeda bergabung menjadi satu, membentuk askus, Melalui proses meiosis
terbentuk empat buah spora haploid yang kemudian akan bergerminasi membentuk
sel vegetative. Spora yang terbentuk pada Saccharomyces uvarum berbentuk
bulat atau oval dengan permukaan yang halus.1
2.6.Kegunaan9
Manfaat dari khamir Saccharomyces banyak sekali. Diantaranya dapat digunakan sebagai
produksi alkohol (bir, anggur, whiskey), tempe, brem, ragi, roti, protein sel
tunggal dari molase tebu, dari hidrokarbon n-oarafin, dari whey keju, dari pati
(ubi kayu, kentang, dsb).
Pada
spesies Saccharomycess uvarum,
manfaat didapatkan dalam alkohol yaitu jenis bir. Selain digunakan untuk
pembuatan alkohol jenis bir, spsies Saccharomycess
uvarum ini juga digunakan untuk produk industri fermentasi etanol.
Lamanya
proses fermentasi pembuatan minuman beralkohol ini tergantung pada ahan dan
jenis produk yang ingin dihasilkan. Proses pemeraman singkat (fermentasi tidak
sempurna), sekitar 1-2 minggu, dapat menghasilkan produk dengan kandungan
etanol 3%-8%. Sementara pada proses fermentasi sempurna, mencapai waktu bulanan
bahkan tahunan, dapat menghasilkan produk dengan kandungan etanol sekitar
7%-18%. Sebab, khamir umumnya tidak dapat hidup pada lingkungan dengan
kandungan etanol di atas 18%. Untuk menghasilkan minuman beralkohol dengan
kadar etanol lebih tinggi, dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Pertama,
melalui proses distilasi (penyulingan) terhadap produk yang dihasilkan melalui
proses fermentasi. Produk ini selanjutnya dinamakan distilled beverages
2. Kedua,
dengan mencampur produk hasil fermentasi dengan produk hasil distilasi.
Bir merupakan minuman beralkohol dengan
cita rasa berasal dari suatu bahan berasa pahit, yaitu hop, serta diperoleh
dari fermentasi khamir pada maltosa yang didapat dari degradasi enzimatik pati.
Secara komersial, bir diproduksi dalam beberapa tahap:
1. Malting.
Gandum (barley) direndam dalam air (steeping), ditiriskan, dan dibiarkan
berkecambah dalam kondisi yang paling mendukung pembentukan amilase. Kecambah
selanjutnya dikeringkan, serta diayak untuk memisahkan akar-akarnya. Bahan ini
disebut malt.
2. Malt
digiling dan direndam dalam air panas bersama dengan pati serealia (jagung atau
beras). Pati akan tergelatinisasi dan terhidrolisis oleh enzim amilase menjadi
gula yang dapat difermentasi. Ekstrak yang dapat difermentasi ini, disebut wort,
kemudian disaring.
3. Untuk
memberi cita rasa, ke dalam wort selanjutnya ditambahkan hop. Campuran tersebut
kemudian dididihkan untuk sterilisasinya.
4. Cairan
yang disebut liquor ini selanjutnya disaring kembali dan didinginkan sebelum
diinokulasi dengan khamir S. cerevisiae,
yang merupakan khamir "permukaan" (top yeast), untuk mendapatkan bir
tipe ale —menggunakan malt yang sangat kering-- dan S. carlsbergensis atau S.
uvarum, yang merupakan khamir "bawah" (bottom yeast), untuk
mendapatkan bir tipe lager, yang biasanya berwarna lebih terang daripada tipe
ale.
5. Bahan
tersebut selanjutnya dibiarkan pada suhu sekitar 50 sampai 100 derajat Celsius
(untuk bir tipe lager) atau 100 sampai 200 derajat Celsius (untuk bir tipe ale)
untuk difermentasi selama beberapa hari. Selama waktu itu maltosa terkonversi
menjadi alkohol dan gas karbondioksida.
6. Untuk
memperbaiki kualitas, pada akhir fermentasi bir akan mengalami proses
pengendapan, centrifuge, dan penyaringan khamir. Bir kemudian disimpan dalam
tong-tong penyimpanan untuk pematangan selama 1 hingga 4 minggu pada suhu
rendah (50 derajat Celsius), kemudian dimasukkan ke dalam tong kecil (cosk),
botol, atau kaleng.
7. Bir
yang dikemas dalam botol atau kaleng biasanya dipasteurisasi pada suhu 68
derajat Celsius untuk beberapa detik sebelum dipasarkan, sedangkan bir yang
dikemas dalam tong tidak dipasteurisasi.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Srikandi
Fardiaz. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 1992.
3. Rainieri,
S. et al. Saccharomyces uvarum, a distinct group within Saccharomyces sensu
stricto. FEMS Microbiol. Lett. 1999. 177, 177^185.
4. Carl
A. Bilinski. Morphological and Genetic Effects of Benomyl on Polyploid Brewing Yeasts:
Isolation of Auxotrophic Mutants. Production Research Department, Labatt
Brewing Co. Ltd., London, Ontario N6A 4M3, Canada, 1984.
5. Anonim.Final
Risk Assessment for Saccharomyces uvarum,1997.
6. Bambang,Purnomo.
2005. Bahan Bacaan Kuliah : Dasar-dasar Mikrobiologi. PS. IHPT. Faperta Unib.
7. SUSILOWATI,
LISTYAWATI. Mikroorganisme Kontaminan Kultur in vitro BIODIVERSITAS Vol. 2, No.
1, Januari 2001, hal. 110-114
Tidak ada komentar:
Posting Komentar