TUGAS MIKROBIOLOGI PANGAN
“ YEAST “
Oleh :
Ø
Prima
Kusuma Hapsari 22030110120011
Ø
Dittasari
Putriana 22030110120024
Ø
Nining
Lisnawati 22030110110028
Ø
Nadiya
Qonita 22030110120047
PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNDIP
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
Candida catenulata
Mikroorganisme
tersebar luas di lingkungan dan sebagai akibatnya, banyak produk makanan yang
tercemar oleh berbagai jenis mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme di
dalam atau pada makanan dapat mengakibatkan berbagai perubahan fisik maupun
kimiawi yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak untuk
dikonsumsi lagi.
Selain
itu, bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk
tumbuhnya mikroorganisme yang bersifat patogenik terhadap manusia. Penyakit
menular yang cukup berbahaya, seperti tipes, disentri, dan TBC dengan mudah
disebarkan melalui bahan pangan. Tak hanya itu, gangguan saluran pencernaan
(gastrointestinal) akibat keracunan mengalami peningkatan akibat keracunan
bahan pangan yang disebarkan oleh mikroorganisme patogenik yang termakan
bersama bahan pangan yang tercemar.
Namun,
dalam beberapa hal, pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan menyebabkan
perubahan yang menguntungkan, seperti perbaikan bahan pangan dari segi mutu,
baik dari aspek gizi maupun daya cerna, serta meningkatkan daya simpannya. Pada
umumnya melibatkan proses fermentasi bahan pangan oleh mikroorganisme, sebagai
contoh yoghurt dari susu, tempe dari kedelai, dan tape dari singkong.
Faktor yang mempengaruhi kualitas keju adalah fermentasi laktosa, pemanfaatan
asam laktat dan aktivitas lipolitik dan proteolitik. Khususnya, lebih
pematangan bisa diartikan sebagai pembusukan. Bahkan, lanjut fermentasi laktosa
dapat menyebabkan keasaman meningkatkan.
Salah
satu jenis mikroorganisme yang dapat melakukan hal itu adalah khamir. Khamir
termasuk fungi. Merupakan mikroorganisme ber sel tunggal dengan ukuran antara 5
– 20 mikron. Biasanya berukuran 5 sampai 10 kali lebih besar dari sel bakteri. Reproduksi
vegetatif pada khamir terutama dengan cara pertunasan. Sebagai sel tunggal,
khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat bila dibandingkan dengan kapang
yang tumbuh dengan pembentukan filamen. Khamir juga lebih efektif dalam memecah
komponen kimia karena mempunyai perbandingan luas permukaan dengan volume lebih besar.
Berbeda
dengan kapang, dimana identifikasi terutama didasarkan atas bentuk
morfologinya, identifikasi khamir selain didasarkan atas sifat morfologinya,
juga ditentukan oleh sifat morfologinya, juga ditentukan oleh sifat-sifat
lainnya, yaitu sifat kultur, fisiologi, dan reproduksi seksual. Berdasarkan
sifat-sifat tersebut, khamir dapat dibedakan atas tiga kelas, yaitu
Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes. Salah satu spesies dari kelas
Ascomycetes yang terlibat dengan makanan adalah Candida catenulata.
Taksonomi
dari spesies Candida catenulata sebagai
berikut :
Ø Kingdom
:
Fungi
Ø Phylum
:
Deuteromycetes
Ø Class
:
Moniliales
Ø Ordo
:
Cryptococcaceae
Ø Genus
:
Candida
Ø Spesies
:
Candida catenulata
Selain itu, Candida
catenulata mempunyai sinonim sebagai berikut :
-
Blastodendrion
brumptii Guerra (1935)
-
Candida
brumptii (Guerra) Langeron & Guerra (1938)
-
Mycotorula
brumptii (Guerra) Krasil’nikov (1954)
-
Candida
ravautii Langeron & Guerra (1938)
Candida catenulata
dengan nama lain candida ravautii dan candida
brumptii biasa dipakai untuk spesies produk susu. Candida cantenulata
biasa ditemukan di keju, pencernaan pada unggas, sapi dan tanah.
Sel Candida
tumbuh membentuk pseudominalium atau hifa yang mengandung banyak sel-sel tunas
atau disebut blastospora dan mungkin membentuk khlamidospora. Kebanyakan
spesies pertumbuhannya membentuk film pada permukaan, dan sering merusak
makanan-makanan yang mengandung garam dan asam dalam jumlah tinggi.
Gambar
1. Candida catenulata
Dalam bidang pangan, khamir mampu mengasimilasi galaktosa dan
trihalosa tapi tidak pada salabiosa, raffinosa, atau inositol. Khamir ini resisten pada 0,01% cycloheximide dan tidak dapat tumbuh
pada 40⁰C.
Semua karakteristik masuk dalam identifikasi Candida catenulata.
Bersamaan
dengan Debaryomyces
hansenii, Candida
lipolytica,
Candida
kefyr dan Candida
famata. Candida
catenulata
predominan khamir pada keju Camembert Australia. Khamir
ini menjadi kontaminan natural dalam proses pembuatan keju, lebih dari 106 Candida catenulata
juga diisolasi di tipe keju yang sama dari keju blueveind Australia dengan
jumlah banyak ditemukan di lapisan terluar keju. Candida catenulate tidak ditemukan di European Camembert, tapi
telah diisolasi dari keju Eropa yang lain.
Karena rendahnya
kemampuan untuk memfermentasi laktosa,
Candida catenulata
tumbuh di susu yang dapat dilakukan oleh aktivitas proteolitik dan lipolitik. Pada
suhu 25⁰C
(suhu ruang) didapatkan kekentalan susu setelah 2 – 3 hari. Tingkat pertumbuhan dan aktivitas proteolitik
dan lipolitik berkurang, tapi
pertumbuhannya tidak dapat dihalangi. Bisa dengan merendahkan suhu hingga 10⁰C
atau dengan menambah NaCl.
Selain itu, bersama-sama dengan Candida lipolytica, Candida
catenulata dapat tumbuh baik pada susu kedelai serta mempunyai aktivitas
lipolitik yang tinggi dalam susu kedelai. Candida
catenulata 04FH1 dan Candida
catenulata 40WW menggunakan asam lemak linoleat, oleat, linoleat, dan
palmitat sebagai sumber karbon utama. Sukrosa, walaupun dalam jumlah sedikit,
digunakan juga oleh kelompok khamir ini pada akhir fermentasi susu kedelai.
Penggunaan galur khamir bersama-sama dengan bakteri asam
laktat dalam fermentasi susu kedelai dapat menghasilkan produk akhir fermentasi
yang berkarakter sensori seperti keju.
Gambar 2. Morfologi mikroskopis
Candida catenulata pada agar tepung
jagung dengan pembesaran 100 kali.
Dalam bidang klinis, Candida
catenulata bisa dihubungkan dengan Bovine
mastitis. Richard et al. mengumpulkan
91 strain
khamir dari infeksi bovin kelenjar mammae dan
ditemukan beberapa spesies
Candida
tropicalis, Candida rugosa dan Candida krusei semuanya dihitung sekita 60% terisolasi. Sedang Candida
catenulata terdapat 4% pengisolasian.
Candida
catenulata dapat menyebabkan
superficial infeksi pada manusia. Dalam penelitian, ditemukan penyakit kulit pada 68 pasien transplansi ginjal dan 16 kejadian dermatomycosis.
Candida catenulata
dapat
dihubungkan dengan fungal vagnitis dan kolonisasi gastric setelah operasi.
Investigasi pada epidemiologi fungan vagnitis, Knippenberger et al. menemukan
ada 3% Candida catenulata yang terisolasi.
Dilaporkan bahwa kasus pertama
dari fungemia Candida catenulata mengkontaminasi produk olahan susu yang
diisolasi dari 3 kultur darah pasien dengan kanker gastric. Jalur masuk dari
spesies ini adalah traktus digestif, karena pasien sering mengkonsumsi keju
yang terkontaminasi dan pasien tengah mengalami ulceration (luka) pada gaster.
Daftar
Pustaka
1.
Buckle,
K.A., dkk. 1985. Ilmu Pangan. Jakarta
: UI Press
2.
Fardiaz,
Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
3.
Radosavljevic,
Mirjana., et al. Candida catenulata Fungemia in a Cancer Patient. Ju Clin
Microbiology. 1999:475-477.
4.
Ren,
Dr. Ping. 2009. Mycology Proficiency
Testing Program May 2009 Test Event Critique. New York:Mycology Laboratory
Wadsworth Center, New York State Department of Health.
5.
Sparringa,
Roy. Aktivitas Lipolitik Candida
lipolytica dan Candida catenulata
dalam Susu Kedelai. J Sains dan Tek Indonesia, Vol. 2 No. 2 Mei 2000:56-62.